Twitter


c. Para Guru Drs. KH. M. Zubaidi Muslich

Guru-guru beliau di antaranya adalah:

1. KH. Masdullah, Kyai Harus, Kyai Suhini, Kyai Nawawi, Kyai Syarifuddin, Kyai Abdillah. Kesemuanya
adalah guru-guru yang mengajar selama beliau belajar di Pondok Pesantren Pekauman (Banyuwangi).

2. KH. Junaidi, beliau adalah guru Drs. KH. M. Zubaidi Muslich selama belajar di Pondok Pesantren Bustanul Ma’mur (Genteng Banyuwangi).

3. KH. Adlan Aly (alm), KH. Syamsuri, KH. Shobari, KH. Abdul Fatah, KH. Samsu, semua ini adalah guru-guru beliau semasa beliau di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.

4. KH. Mbah Ma’sum, beliau adalah guru Drs. KH. M. Zubaidi Muslich ketika di Pondok Pesantren Lasem Rembang.

Dan diantara guru-guru beliau yang lainnya adalah KH. Usman Mansur, KH. Mahfud Anwar, KH. Kholil dan Prof. Tengku Ismail Yaqul (alm), serta masih banyak lagi yang tidak dapat sebutkan keseluruhannya.

Setelah beliau menyelesaikan pendidikannya, baik pendidikan formal maupun pendidikan non-formal/pondok pesentren, beliau memutuskan untuk berumah tangga. Pada tahun 1972 beliau melepas masa lajangnya dan memperistri Ibu Nyai Hj. Asmah yang berasal dari Jakarta. Keluarga baru ini selanjutnya bertempat tinggal di desa Kwaron.

3. Pengalaman Perjuangan

a. Sebagai Guru Agama dan Dosen.

Drs. KH. M. Zubaidi Muslich memulai karirnya sebagai pengajar dan pendidik pada tahun 1966 di Madrasah Tsanawiyah Seblak dengan bidang studi literatur buku atau kitab kuning. Beliau diangkat dan percaya langsung oleh Ibu Nyai Hj. Khairiyah Hasyim (almarhumah). Pada tahun yang sama beliau masih menyelesaikan program sarjana muda di Universitas Hasyim Asy’ari –Tebuireng, Jombang .

Pada tahun 1968 beliau di angkat menjadi Kepala Sekolah di madrasah yang sama. Karena keberhasilan dan didekasi beliau yang tinggi dalam memimpin madrasah. Pada tahun 1970, beliau diberi kepercayaan dan diangkat menjadi Kepala Sekolah Madrasah Aliyah.

Selain mengajar dan menjadi Kepala Sekolah di Madrasah Aliyah Seblak, beliau juga menjadi tenaga pengajar di Madrasah Aliyah Tebuireng dan dosen tetap di Institut Keislaman Hasyim Asy’ari di Fakultas Tarbiyah. Pada dasarnya untuk menjadi tenaga pengajar bukanlah hal yang mudah karena seseorang harus mempunyai pengetahuan baik dalam bidang agama maupun dalam bidang pengetahuan umum yang benar-benar mumpuni atau luas wawasan. Jika seseorang ingin menjadi guru agama di madrasah dengan kurikulum mayoritas memakai kitab-kitab kuning, paling tidakseseorang harus menguasai atau paham akan kitab-kitab Islam klasik.

Kemampuan seperti ini telah dimiliki oleh Drs. KH. M. Zubaidi Muslich, karena sejak kecil beliau berada dalam lingkungan yang agamis yang penuh dengan gemblengan ajaran agama dan didukung pula dengan kehidupan pendidikan pondok pesantren. Maka tidak heran jika beliau cukup menguasai kitab-kitab Islam klasik dan dipercayai untuk mengajar di lembaga-lembaga pendidikan formal yang mayoritas kurikulumnya menggunakan kitab-kitab Islam klasik. Sampai sekarang beliau masih menjadi pengajar di beberapa lembaga pendidikan formal.

b. Sebagai Juru Dakwah

Aktifitas Drs. KH. M. Zubaidi Muslich selain dalam bidang pendidikan, beliau juga aktif dalam bidang dakwah Islamiyah. Kegiatan dakwah ini sudah dilakukannya sejak menetap di desa Kwaron Diwek Jombang, baik berupa ceramah maupun pengajian-pengajian rutin. Sampai saat ini beliau masih mengajar di desa tersebut dan tempat-tempat yang lain.

Di antara aktifitas dakwah beliau adalah :

1. Memberikan pengajian-pengajian rutin, yaitu pada setiap hari Kamis, pengajian ini khusus di masyarakat.
2. Memberikan ceramah-ceramah, baik pada hari-hari besar Islam yang di selenggarakan oleh masyarakat dan pondok pesantren
maupun ceramah atas untuk undangan dari orang lain.

Setelah sekian tahun beliau dan keluarga menetap di desa Kwaron, beliau hijrah ke desa Jatirejo yang kelak merupakan cikal-bakal berdirinya Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam (MMH). Pada masa awal beliau tinggal di desa Jatirejo ini, kondisi kehidupan keagamaannya masih sangat kurang, sehingga beliau tergerak untuk melakukan dakwah dan pemantapan keagamaan masyarakat Jatirejo, yaitu dengan cara dakwah bil lisan, dakwah bil fi’li dan dakwah bil hal. Beliau mengadakan pengajian-pengajian dan ceramah-ceramah pada setiap kesempatan dan ketika ada acara-acara yang diselengarakan oleh masyarakat.

Hingga saat ini beliau masih konsisten melakukan dakwah Islam di masyarakat. Semua ini karena didasari oleh ruhul jihad yang tertanam dalam jiwa beliau sejak belia.

Tidak ada komentar: